Saturday, November 28, 2009

Ditelepon, Komandan Militer Bilang Rute Sudah Aman

The only way to keep up with the latest about tech is to constantly stay on the lookout for new information. If you read everything you find about tech, it won't take long for you to become an influential authority.
Pindah mobil saat mengisi bensin, menghindarkan Aquiles Zonio dari pembantaian di Maguindanao. Berikut kesaksian wartawan Philippines Daily Inquirer itu dalam gaya bertutur, seperti dikutip dari situs resmi koran tempatnya bekerja. IAN

Subang, karib saya sejak masih sama-sama bekerja di Gensan Media Cooperative, seperti biasa tengah menjadi tukang pengocok perut. Di sudut yang lain, Alejandro "Bong" Reblando tampak baru tiba. Di kalangan kami para wartawan yang bertugas di sekitar Maguindanao, Bong memang dikenal dengan julukan The Late. Tapi, seperti biasa pula, reporter older itu tak pernah mau mengakui kalau terlambat. Senin pagi 23 November itu, semua memang terasa normal. Kami, 37 wartawan dari berbagai media, sarapan bersama dengan staf dan kerabat Ismael "Toto" Mangudadatu di kediaman Wakil Walikota Buluan itu di Buluan. Menunya makanan rebusan khas setempat, yakni pastel.

Kami, para wartawan, berkumpul di tempat itu atas permintaan Toto. Dia meminta bantuan jurnalis untuk mengawal rombongan para perempuan - termasuk di dalamnya istrinya, Genalyn, dan dua saudara perempuannya, Eden serta Bai Farinna - mendaftarkan pencalonannya sebagai Gubernur Maguindanao ke ibukota provinsi Shariff Aguak.

Toto tak berangkat sendiri karena sebelumnya dia telah berkali-kali menerima ancaman yang dia klaim berasal dari pendukung incumbent Andal Ampatuan Sr. Kalau nekat ke Shariff Aguak, dia bakal dibantai. Andal Ampatuan memang berniat mencalonkan putranya yang menjabat Gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) Zaldy Ampatuan sebagai pengganti dirinya pada pemilihan tahun depan.

Akhirnya Toto memutuskan mengirim rombongan perempuan. "Karena, menurut tradisi kami (muslim Mindanao), wanita muslim harus dihormati. Mereka tak boleh disakiti seperti halnya anak-anak dan warga sepuh," kata Toto.

Para perempuan yang diutus Toto pun sama sekali tak menunjukkan rasa takut. Eden Mangudadatu, kakak kandung Toto yang juga Wakil Walikota Mangudadatu, bahkan terlihat sangat antusias. "Ini adalah gerakan perempuan. Mari membantu para pria kita membangun masa depan lebih baik bagi provinsi ini," katanya.

Toto sebenarnya sudah meminta bantuan pengawalan ke kepolisian regional ARMM, tapi ditolak. Begitu juga ketika permintaan yang sama diajukan ke Angkatan Darat Filipina. Karena yakin dengan kekuatan media, Toto pun berpaling kepada kami. Diorganisasi oleh Henry Araneta, reporter Radio DZRH, terkumpullah ke-37 wartawan tadi.

Once you begin to move beyond basic background information, you begin to realize that there's more to tech than you may have first thought.

"Mungkin mereka (klan Ampatuan) tidak akan menyakiti kita, jika ada wartawan yang turut mengawasi," katanya.

Klan Ampatuan memang begitu berkuasa di Maguindanao. Dalam bahasa Toto, mereka kebal hukum, haus darah, dan bertindak bak "Tuhan" dalam urusan politik. Sejak menyatakan maju dalam pemilihan gubernur pada 2010, Toto pun masuk aim operasi klan itu. Beberapa hari sebelumnya, terasa sekali pergerakan oleh polisi, simpatisan, dan paramiliter yang diongkosi klan Ampatuan untuk meneror lawan politik.

Sadar akan besarnya ancaman, begitu konvoi enam mobil yang mengangkut 58 orang meninggalkan kediaman Toto pada sekitar pukul 09.30, saya langsung menelepon Komandan Divisi Infantri 6 Mayor Jenderal Alfredo Cayton. Ketika tersambung setelah beberapa kali mencoba, Cayton memastikan kalau rute yang akan kami lewati, yakni Isulan, Sultan Kudarat, hingga ke Shariff Aguak, telah diamankan.

Saya yang menumpang mobil L-300 milik UNTv yang berada di posisi paling depan pun merasa agak tenang. Bersama saya di mobil itu, reporter UNTv Victor Nunez dan kamerawan Paul Bernaldez yang juga bertindak sebagai sopir. Ketika kami semua mengisi bensin di sebuah pom yang masih berada di wilayah Buluan, saya pindah ke mobil Joseph Jubelag. Saya ingin menemani dia yang bermobil sendirian. Tak lama kemudian Bernaldez menyusul ikut di mobil Jubelag.

Karena masih harus mengambil beberapa barang di Hotel BF Lodge di Tacurong City tempat para wartawan menginap semalam sebelumnya, kami mempersilakan lima mobil yang lain untuk berangkat duluan. Nah, ketika sampai di hotel itulah kami mendapat firasat sesuatu yang buruk akan menimpa rekan-rekan kami tadi.

Gara-garanya, seorang staf hotel memberitahu kami kalau dua pria tak dikenal baru saja pergi mengendarai sepeda motor terpisah. Mereka pergi setelah bertanya kepada pihak hotel tentang siapa saja wartawan yang ikut rombongan ke Shariff Aguak. Pihak hotel tak memenuhi permintaan itu, tapi kami bertiga memutuskan untuk kembali ke Buluan.

Sepanjang perjalanan kami mengontak rekan-rekan kami yang dalam perjalanan ke Buluan, tapi selalu gagal. Sesampainya di Buluan lagi, musibah itu pun terdengar. Toto memberitahu kami, rombongan diculik dan dibunuh. Sebagian korban perempuan bahkan diperkosa terlebih dahulu. Dari 34 wartawan yang berangkat, hanya 25 yang sudah bisa diidentifikasi.

Duh, saya seperti dihantam batu karang. Saya merasa sangat bersalah. Seharusnya saya juga disana, ikut dibunuh. Satu per satu wajah rekan-rekan saya membayang. Senin malam 23 November itu, untuk kali pertama sepanjang hidup saya tak bisa memejamkan mata. (war/ttg)

I hope that reading the above information was both enjoyable and educational for you. Your learning process should be ongoing--the more you understand about any subject, the more you will be able to share with others.

No comments:

Post a Comment