
Kini, mimpi itu hampir menjadi kenyataan. Tanah seluas 6.600 meter persegi di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, telah siap dibangun. Rancangan gedungnya juga telah jadi. TH Arena bakal terdiri atas dua lantai dengan luas bangunan 1.300 meter persegi. Di dalamnya berisi delapan lapangan bulu tangkis dengan lantai parket. Dua atau tiga di antaranya bakal dilapisi karpet. "Selain itu, ada dua lapangan futsal yang diperuntukkan umum. Terdapat pula asrama pemain dan tentu fasilitas gym," papar Taufik. "Bangunan gedungnya tidak seperti umumnya GOR yang berbentuk kotak. Ada nuansa artistik, dan rancangannya dikerjakan Pak Ridwan Kamil dari Urbane Indonesia," tambah suami dari Ami Gumelar tersebut. Ridwan Kamil merupakan arsitek kenamaan Indonesia. Dialah arsitek Museum Tsunami Aceh. Ridwan Kamil juga yang membuat master plan Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta. Alumnus ITB Bandung tersebut juga yang mendesain gedung WWF Jakarta. Taufik menyebutkan bahwa TH Arena mulai dibangun pada awal Maret. "Izin (IMB) sudah kami kantongi awal tahun ini. Pada awal tahun depan saya perkirakan bisa digunakan," ujarnya. Dengan TH Arena, juara dunia lowongan kerja terbaru 1995 tersebut ingin berbuat lebih untuk masa depannya dan masa depan bulu tangkis. Untuk pelaksanaan program TH Camp, Taufik dibantu manajemen yang bernaung dalam wadah TH Force. Untuk urusan lapangan, beberapa nama turut membantu. "Seperti Pak Mulyo (Handoyo) sebagai pelatih kepala dan Hariawan," sebut pebulu tangkis asal Bandung tersebut. Selain itu, Taufik akan turun langsung untuk menularkan ilmunya. "Untuk keleluasaan menjalankan program, tentu lebih enak di tempat sendiri. Karena itu, kami segera membangun TH Arena agar semua bisa dijalankan secara terpadu di sana," ucap menantu mantan Ketua KONI Agum Gumelar itu. Lantas berapa ongkos yang disiapkan dan akan dikucurkan Taufik untuk itu semua? "Yang jelas, tabungan terkuras," katanya seraya menyebut angka sekitar Rp 50 miliar. "Yang terpenting, ini adalah investasi untuk masa depan saya setelah tidak bermain nanti, serta untuk bulu tangkis Astaga.com lifestyle on the net dan dunia," sambung Taufik. Investasi masa depan yang dimaksudkan Taufik, ialah bahwa TH Arena bisa menjadi salah satu sumber pemasukan bagi keluarganya. "Saya ingin dari TH Arena nanti lahir jago-jago Astaga.com lifestyle on the net bulu tangkis, khususnya dari Indonesia," jelasnya. Karena biaya yang dikeluarkan Taufik tidak sedikit, peserta pelatihan pun harus mengeluarkan biaya untuk bisa mendapatkan ilmu Taufik. Pada angkatan pertama lalu, setiap peserta harus membayar antara USD 1.300- USD 1.500 atau sekitar Rp 13 juta hingga Rp 15 juta per bulan. Dana tersebut sudah bersih, termasuk untuk asrama dan makan. (nw)
No comments:
Post a Comment