Saturday, June 5, 2010

Menteri LH Resmikan Pabrik Pupuk Petroganik

The following article includes pertinent information that may cause you to reconsider what you thought you understood. The most important thing is to study with an open mind and be willing to revise your understanding if necessary.
BEKASI - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Prof Dr Ir Gusti M Hatta, Sabtu (5/6) sore, secara resmi mengawali pengoperasian Pabrik Pupuk Petroganik Bekasi. Pabrik ini terletak berdampingan dengan tempat pembuangan akhir (TPA) Sumur Batu, Bantar Gebang, Kota Bekasi, TPA terbesar di seluruh Indonesia. "Saya kagum. Tadinya sampah dipandang sebelah mata, karena menjadi pusatnya segala macam bau, kuman penyakit dan mengganggu saluran perairan. Namun berkat usaha pemerintah dan masyarakat, justru disulap menjadi barang bermanfaat," kata Menteri LH Gusti M Hatta.

Pendirian pabrik ini sendiri, disebutkan merupakan implementasi pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) Kota Bekasi No 10 Tahun 2009 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Mitra Patriot. Di mana dalam Perda ini, lingkup usaha perusahaan daerah terdiri dari empat bagian, yakni gas hilir, pengolahan limbah padat dan cair, pengelolaan parkir, serta jenis usaha lainnya. "Secara tidak langsung, ini mendukung pelaksanaan Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2008 tendang Pengelolaan Sampah," terang Gusti M Hatta lagi.

Dijelaskan lagi oleh menteri yang berasal Kalimantan itu, ada dua aspek penting yang berkaitan dengan pendirian Pabrik Pupuk Petroganik. Yang pertama adalah aspek sosial, yang meliputi implementasi UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dengan meningkatkan budaya bersih dan sehat. Aspek kedua katanya, yakni berupa peluang bisnis. Di mana dengan adanya pabrik tersebut, diharapkan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), serta terjalinnya suata kemitrausahaan antara Perusda Mitra Patriot, PT Simpang Jaya Dua, PT Petrokimia Gresik, serta asosiasi masyarakat dalam bidang pemilahan dan pengolahan sampah rumah tangga yang terlibat dalam pengembangan pabrik.

"Sampah harus direduksi dari sumbernya. Dalam pengelolaan sampah, harus tepat untuk mencegah kerusakan alam dari pengolahan sampah yang tidak semestinya," terang Wali Kota Bekasi, Muchtar Muhammad pula.

If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.

Dijelaskan, proses pembangunan pabrik ini sendiri membutuhkan waktu selama 45 hari kerja, yang dimulai pada tanggal 6 Februari hingga 21 Maret 2010 lalu. Setelah rampung, sempat dilakukan ujicoba produksi selama dua bulan, sejak 1 April hingga 30 Mei 2010. "Dengan berdirinya pabrik ini, diharapkan akan merubah sampah yang selama ini menjadi masalah perkotaan menjadi penggerak perekonomian daerah, karena memberikan nilai ekonomis yang tinggi," kata Muchtar lagi.

Pembangunan Pabrik Pupuk Petroganik yang memiliki kapasitas maksimum produksi sebesar 40 ton per hari di Kota Bekasi ini, disebutkan berdasarkan pertimbangan matang. Di antaranya yakni ketersediaan bahan baku yang cukup potensial (sampah organik), yang berasal dari setiap pasar di Kota Bekasi. Di mana rata-rata sampah yang dihasilkan setiap pasar mencapai 12 ton per hari, belum lagi bahan baku sampah organik yang berasal dari rumah tangga.

"Sampah padat merupakan limbah manusia yang harus dikelola dengan baik. Jumlah penduduk Bekasi sendiri saat ini mencapai 2,2 juta jiwa, dan setiap jiwanya menghasilkan sampah 2,5 liter per hari, yang berarti ada sekitar 5,7 liter atau 1.400 ton sampah per hari," ungkap Muchtar.

Sementara ini, Pemkot Bekasi mengungkapkan baru mampu mengangkut sekitar 500 ton per hari, atau hanya antara 29 hingga 36 persen dari total sampahnya. Artinya, masih banyak yang belum terangkut. Makanya dengan upaya sejak dini, diharapkan pula sampah yang masih tersisa bisa dikelola di lingkungan rumah lebih dulu, sebelum masuk ke TPA. "Sehingga bisa langsung masuk pabrik," paparnya.

Proses pembuatan pupuk ini sendiri bisa digolongkan sebagai perpaduan antara pola tradisional dan modern. Pada awalnya, sampah yang berasal dari pasar dan rumah tangga dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Kemudian sampah organik dicacah dan dikemas, lalu langsung dibawa ke lokasi pabrik. "Selanjutnya dilakukan fermentasi selama 21 hari. Bahan baku yang sudah difermentasi tersebut lalu dikeringkan dan kemudian di-crush," papar salah seorang pengawas pabrik.

Dijelaskan lagi, bersamaan dengan bahan baku lain (kotoran ayam/sapi) sebesar 34 persen, kaptan 15 persen, mixtro 1 persen, serta 50 persen kompos, semuanya lantas dicampur menggunakan mesin mixer. Setelah terjadi campuran, kemudian dilakukan proses granulisasi dan dikeringkan pada mesin rotary dryer. Hasil proses ini lantas didinginkan, serta dilakukan pengayakan pada ukuran 2-5 mm. "Kalau sudah selesai, selanjutnya dikemas dalam karung dengan ukuran 40 kg dengan kode P-170. Produk yang di luar ukuran tersebut mesti diproses ulang," papar sang pengawas pula. (die/jpnn)

When word gets around about your command of indonesia facts, others who need to know about indonesia will start to actively seek you out.

No comments:

Post a Comment