LAMONGAN - Pelatih Persela Lamongan, Djoko Susilo, belum menyajikan latihan khusus kepada anak asuhnya untuk menghadapi Arema Malang, Selasa (4/5) mendatang. Dia masih lebih fokus pada pembenahan sisi mental pemain. Harapannya, kekalahan dalam dua laga away di Kalimantan tidak menjadi beban bagi para punggawa Persela. Pada latihan perdana seusai lawatan ke Kalimantan, Jumat (30/4) kemarin, Djoko hanya memberi kesempatan kepada Fabiano Rossa Beltrame dkk untuk merilekskan perasaannya agar enjoy. "Ini penting, karena perasaan akan berpengaruh pada penampilan. Untuk saat ini kita akan membangkitkan kembali motivasi dan mental bertanding anak-anak dulu," katanya. Djoko meminta pasukannya menjaga stamina. Sebab, laga melawan Arema diyakini bakal menguras tenaga. "Arema dikenal memiliki ciri khas permainan cepat. Tentu, mereka mengandalkan stamina. Jika tidak kita imbangi dengan stamina prima, kita bisa keteteran," katanya. How can you put a limit on learning more? The next section may contain that one little bit of wisdom that changes everything.
Meski demikian, Djoko tetap memprogramkan latihan teknik dan strategi untuk menghadapi Arema. Terutama finishing touch, yang dalam beberapa laga terakhir mulai melemah. Pemain lini depan tidak lagi tajam dan sering terlihat grogi. Menurut dia, salah satu penyebabnya adalah karena kurang ada kekompakan dan komunikasi antar pemain. Pemain cenderung bertindak individual. Program ini ditekankan oleh Djoko, dengan berkaca pada pertandingan melawan Persisam Samarinda. Banyak peluang emas terbuang sia-sia karena pemain lini depan dan yang lain merasa kurang tenang dan sedikit komunikasi. "Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi," tandasnya. Yang jelas, saat melawan Arema, Persela tidak bisa memainkan Komorida Tomoaki yang terkena akumulasi dua kartu kuning. Selain itu, tidak ada masalah. Persela bisa menurunkan pemain-pemain terbaiknya. (idi/fiq/jpnn/ca)
Meski demikian, Djoko tetap memprogramkan latihan teknik dan strategi untuk menghadapi Arema. Terutama finishing touch, yang dalam beberapa laga terakhir mulai melemah. Pemain lini depan tidak lagi tajam dan sering terlihat grogi. Menurut dia, salah satu penyebabnya adalah karena kurang ada kekompakan dan komunikasi antar pemain. Pemain cenderung bertindak individual. Program ini ditekankan oleh Djoko, dengan berkaca pada pertandingan melawan Persisam Samarinda. Banyak peluang emas terbuang sia-sia karena pemain lini depan dan yang lain merasa kurang tenang dan sedikit komunikasi. "Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi," tandasnya. Yang jelas, saat melawan Arema, Persela tidak bisa memainkan Komorida Tomoaki yang terkena akumulasi dua kartu kuning. Selain itu, tidak ada masalah. Persela bisa menurunkan pemain-pemain terbaiknya. (idi/fiq/jpnn/ca)
No comments:
Post a Comment